^Kemuliaan Wanita dalam Islam Menuntunnya Menuju
Hidayah^
Islam agama yang penuh dengan keindahan...
Keindahannya membuat hati orang-orang kafir bergetar, tidak jarang diantara mereka yang tersentuh hatinya untuk memeluk Islam. Begitu juga dengan keagungan Islam dalam menjaga wanita, telah membuat wanita-wanita di luar Islam tersanjung, termasuk seorang wanita berkewarganegaraan Amerika ini. Ikuti kisahnya dalam postingan berikut.
Keindahannya membuat hati orang-orang kafir bergetar, tidak jarang diantara mereka yang tersentuh hatinya untuk memeluk Islam. Begitu juga dengan keagungan Islam dalam menjaga wanita, telah membuat wanita-wanita di luar Islam tersanjung, termasuk seorang wanita berkewarganegaraan Amerika ini. Ikuti kisahnya dalam postingan berikut.
Kisah nyata yang terjadi di Amerika tentang seorang pemuda
yang komitmen terhadap agamanya. Ia bercerita
Ketika belajar di salah satu perguruan tinggi di Amerika,
seperti yang telah anda ketahui bahwa kondisi belajar di sana bercampur antara
laki-laki dan perempuan. Dan ini adalah suatu keharusan, saya tidak pernah
mengajak berbicara perempuan, tidak meminta sesuatu pun kepada mereka dan
tidak menoleh kepada mereka ketika
berbicara. Seorang doktor menghormati sikapku ini, ia berusaha tidak
meletakkanku pada posisi yang
mengharuskanku bercampur dan berbicara dengan mereka.
Keadaan seperti ini terus berlanjut hingga kami sampai di
semester akhir. Doktor itu memenemuiku, ia berkata kepadaku, “Saya memahami dan
menghormati keinginan and, untuk tidak bercampur dengan perempuan. Namun pada
waktu mendatang, ada sebuah tugas yang wajib dilakukan dan anda harus
menyesuaikan diri, yaitu menulis skripsi. Karena kalian akan dibagi dalam
beberapa kelompok yang dicampur antara laki-laki dan perempuan, supaya kalian
menulis skripsi yang ditugaskan kepada kalian. Dan yang akan bergabung dengan
kelompok anda adalah seorang perempuan Amerika.” Maka saya pun tidak dapat
menghindarinya.
Pertemuan antara kami di kuliah berlangsung dalam satu meja.
Saya tidak melihat perempuan tersebut. Jika saya berbicara, saya berbicara
dengannya tanpa melihatnya. Jika ia memberiku kertas, saya mengambilnya tanpa
melihat kepadanya. Perempuan tersebut untuk beberapa saat dapat bertahan
menghadapi keadaan seperti ini.
Pada suatu hari dia marah dan berdiri seraya mencelaku dan
mencela orang-orang Arab. Ia berkata, “Kalian tidak menghormati perempuan dan
kalian terbelakang.” Tidak ada satu kata pun yang ada di dalam kamus kecuali ia
katakan.
Saya membiarkannya hingga selesai bicara dan tenang dari
kemarahannya. Saya katakan kepadanya, “Seandainya anda memiliki sebutir permata
yang mahal, apakah anda tidak menyimpannya dalam sebuah kain yang halus dengan
penuh hati-hati, kemudian anda letakkan di dalam lemari dan menyembunyikannya
dari pandangan manusia?” Ia menjawab, “Ya.”
Selanjutnya saya berkata, “Begitu juga dengan wanita di
dalam agama kami, ia sangat mahal, ia tidak boleh dibuka kecuali untuk suaminya…Ia
dan suaminya tidak pernah melakukan hubungan sebelum menikah dan juga tidak pernah pacaran
sebelumnya. Masing-masing saling menjaga lawan jenisnya dan mereka berdua
saling mencitai dan menghormati. Seorang istri tidak boleh memandang laki-laki
selain suaminya, begitu juga seorang suami.”
“Adapun di sini di kalangan anda, perempuan seperti puntung
rokok ganja, dua atau tiga orang menikmatinya kemudian ia menggilirkannya
kepada temannya, dan teman-temannya menggilirkan kepada yang lainnya dan kepada
yang lainnya lagi, begitu seterusnya hingga habis, lantas dibuang di antara
kaki-kaki dan diinjak. Selanjutnya mereka mencari yang lain lagi dan begitu
seterusnya.”
Setelah perdebatan ini, ia tidak bergabung dengan kelompok
saya selama seminggu, bahkan lebih. Suatu hari seorang perempuan datang dengan
memakai hijab, ia duduk di kelas bagian belakang. Saya terkejut, karena selama
kami belajar di kampus ini tidak ada seorang wanita pun yang berhijab.
Ketika jam pelajaran telah habis ia berbicara dengan kami,
ternyata tidak lain ia adalah perempuan Ameriaka itu, yaitu salah seorang
anggota kelompok kami dan salah seorang yang telah berdebat denganku. Ia
berkata bahwa ia bersaksi, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah, dan ia telah memeluk Islam. Karena, -menurut
perkataannya- ia bergetar dengan kata-kataku dan ia pun terbisu. Segala puji
bagi Allah dan milikNyalah segala karunia.”
Dikutip dari Buku "AKHIRNYA MEREKA MEMILIH ISLAM" terbitan Darul Haq.
0 komentar:
Posting Komentar