Rabu, 29 Desember 2010

Tawassul adalah berdoa kepada Allah melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui orang sholeh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah.

Lalu bagaimana hukum bertawassul kepada Rasulullah shollollohu 'alaihi wasallam ketika beliau telah wafat?


Umumnya yang orang ketahui adalah bahwa kita boleh bertawassul dengan Nabi sholallohu'alaihi wasallam ketika beliau telah wafat. Biasanya kebolehan tersebut bersangut paut dengan cerita yang dibawakan oleh Ibnu Katsir rohimahullah berikut:
"Suatu saat aku pernah duduk disamping makam Rasulullah shollollohu 'alaihi wasallam, kemudian datanglah seorang a'rabi (arab badui) dan berkata, "Salam sejahtera atasmu wahai Rasulullah sholollohu 'alaihi wasallam, aku mendengar Allah ta'ala berfirman 'Dan sunnguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Menerima Tobat, Maha Penyayang.'(QS. Annisa' : 64) 
 Dan kini aku datang kepadamu memohon ampun karena dosaku dan memohon pertolongan kepada Robku."
Kemudian dia bersyair, "Wahai sebaik-baiknya orang yang jasadnya disemayamkan di atas tanah ini. Sehingga semerbaklah tanah dan bukit karena jasadmu. Jiwaku sebagai penebus bagi tanah tempat persemayamanmu. Di sana terdapat kesucian, kemurahan dan kemuliaan."
Orang badui itu lalu pergi. Kemudian aku tertidur dan bermimpi bertemu Rasulullah sholollohu 'alaihi wasallam dan berkata "Wahai Utbi kejarlah si a'rabi tadi. Sampaikan kabar gembira padanya bahwa Allah telah mengampuni dosanya."

MENGKRITISI MATAN KISAH :
1. Kisah ini adalah kisah yang munkar dan bathil karena menyelisihi Al-Qur'an dan as-Sunnah. Oleh karena itu para ahli bid'ah sering menukilnya sebagai dasar atas kebolehan dalam istighasah dan meminta syafa'at kepada Nabi setelah beliau wafat.  

2. Mimpi tidak bisa dijadikan sebagai landasan syari'at. Sungguh sangat mengherankan. Para ahli bid'ah berpegang kepada disah seorang badui Arab dan meninggalkan para ulama' Salaf. Apakah mereka mengiran orang badui Arab itu lebih berilmu dari pada Abu Bakar, Umar, dan seluruh sahabat ridwanallohu 'alaihim ajma'in. Kalau demikian kenapa orang yang berdalil dengan kisah ini tidak kencing saja di Masjid Nabawi, karena dalam Sahih Bukhari-Muslim disebutkan bahwa ada riwayat tentang arab badui yang kencing di masjid.

TAWASSUL YANG DISYARIATKAN :
1. Tawassul dengan Nama Allah dan Sifat-Nya, 
2. Bertawassul dengan amal shaleh
3. Bertawassul dengan orang yang dianggap lebih ta'at kepada Allah
3. Serta ta'at dalam mengikuti ajaran Nabi sholallohu'alaihi wasallam.


TAWASSUL YANG TIDAK DISYARI'ATKAN (diantaranya):
1. Berdo'a dan meminta tolong kepada orang yang telah mati
2. Bertawassul dengan tuah Nabi 


TIDAK ADA SEORANG SAHABATPUN YANG MEMINTA-MINTA 
KEPADA NABI SHOLALLOHU'ALAIHI WASALLAM SETELAH BELIAU MENINGGAL DUNIA. 
BAHKAN TATKALA KEMARAU PANJANG PADA ZAMAN UMAR RODHIALLAHU'ANHU (RASULULLAH TELAH WAFAT), MEREKA TIDAK MEMINTA KEPADA NABI UNTUK ISTISQA' (MEMINTA HUJAN)
TETAPI MEREKA MEMINTA KEPADA ABBAD DIN ABDUL MUTHALIB DENGAN DO'ANYA  
----------------------------

Jadi, berhati-hatilah wahai saudaraku dalam beragama....

 Wallahu'alam bisshowab..


 

0 komentar:

Posting Komentar